Pengelolaan Investasi Dalam Asuransi Syariah

Pengelolaan Investasi Dalam Asuransi Syariah

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuransi syariah dalam operasionalnya adalah saling tolong menolong dan juga melindungi antar sesama nasabah asuransi syariah ini. Para setiap nasabah asuransi syariah sendiri juga bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan juga antar sesama nasabah asuransi syariah tersebut. 
Investasi pada dasarnya adalah bentuk aktif dari ekonomi syariah. Dalam Islam setiap harta ada zakatnya. Jika harta tersebut didiamkan, maka lambat laun akan termakan oleh zakatnya. Salah satu hikmah dari zakat ini adalah mendorong setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya agar bertambah. 
Kewenangan pengelolaan dana asuransi syariah oleh lembaga syariah, para nasabah asuransi syariah tersebut mempercayakan semua hal yang berkenaan dalam hal untuk mengelola premi atau dana asuransi syariah para nasabah. Tidak hanya mengelola dana premi asuransi syariah dari setiap nasabah, perusahaan asuransi syariah ini juga diminta dan dipercaya untuk mengembangkan dana asuransi tersebut di jalan yang benar dan pastinya halal. Dalam makalah ini akan dibahas lebih rinci menganai pengelolaan investasi dalam asuransi syariah.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
  1. Bagaimanakah prinsip Operasional Asuransi syariah ?
  2.  Apa sajakah Produk-produk Asuransi syariah di Indonesia ?
  3. Bagaimanakah Implementasi Akuntansi Asuransi Syariah dalam pengelolaan dana investasi Asuransi Syariah ?

3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui dan memahami prinsip operasional asuransi syariah, produk-produk asuransi syariah di Indonesia dan Implementasi akuntansi asuransi syariah dalam pengelolaan dana investasi.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pinsip Operasional Asuransi Islam

Konsep dasar perasuransian Islam di Indonesia, tidak terlepas dari perilaku umat Islam dalam memandang kelembagaan-kelembagaan yang ada untuk kegiatan muamalahnya. Dari pengamatan terhadap perkembangan industri asuransi di Indonesia, tampak bahwa baik pertumbuhan ini maupun rasio pemegang polis asuransi dibandingkan jumlah penduduk Indonesia masih jauh dibawah kemajuan yang dicapai negara lain. 
Terdapat beberapa solusi untuk menyiasati agar bentuk usaha asuransi dapat terhindar dari unsur gharar, maisir, dan riba :
a. Gharar (Uncertainty) atau ketidakpastian ada dua bentuk: 
  • Bentuk akad syariah yang melandasi penutupan polis
  • Sumber dana pembayaran klaim dan keabsahan syar’i penerima uang klaim itu sendiri
b. Maisir (Gambling), artinya ada salah satu pihak yang untung tetapi dilain pihak justru mengalami kerugian. Dalam konsep takaful, apabila peserta tidak mengalami kecelakaan atau musibah selama menjadi peserta, maka ia tetap berhak mendapatkan premi yang disetor kecuali dana yang dimasukan kedalam dana tabarru'
c. Unsur riba (usury) tercermin dalam konsep takaful dana premi yang terkumpul diinvestasikan dengan prinsip bagi hasil, terutama mudharabah dan musyarakah.
Adapun prinsip-prinsip asuransi Islam dijelaskan sebagai berikut: 
  1. Saling bertanggung jawabhal ini sesuai dengan tuntunan hadist-hadist yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim. Hadist nabi Muhammad SAW : “ Setiap orang dari kamu adalah pemikul tanggung jawab, dan setiap kamu bertanggung jawab atas orang-orang yang berada dibawah tanggung jawabnya.” (diriwayat oleh Al Bukhari dan Muslim)
  2. Saling bekerja sama untuk bantu membantu hal ini sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT, dalam Al Quran dan hadist Rasulullah SAW. QS. Al-Maidah (5):2 “…..Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…”. Hadist Nabi Muhammad SAW: “Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dan Abu Daud)
  3. Saling Melindungi dari segala kesusahan. QS. Quraisy (106) : 4 “(Allah) yang telah memberi makan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan” Hadist Nabi Muhammad SAW: “Sesungguhnya seseorang yang beriman itu ialah barangsiapa yang memberi keselamatan dan perlindungan terhadap harta dan jiwa raga manusia” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

2. Produk-produk Asuransi syariah di Indonesia

Produk asuransi syariah dipahami sebagai suatu model jaminan (proteksi) yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan asuransi syariah untuk ditawarkan kepada masyarakat luas agar ikut serta berperan sebagai anggota (peserta) dari sebuah perkumpulan pertanggungan yang secara materi mendapat keamanan bersama.
Sedang proses marketing yang terjadi pada perusahaan asuransi syariah, seharusnya tidak hanya bertumpu pada penjualan terhadap produk-produk yang dikeluarkan oleh perusahaan tetapi lebih berorientasi pada penawaran keikutsertaan untuk saling menanggung (takafuli) pada suatu peristiwa yang belum terjadi dalam jangka waktu tertentu. Sehingga uang yang disetor oleh nasabah asuransi syariah merupakan dana tabarru yang sengaja diniatkan untuk melindungi dia dan nasabah lainnya dalam menghadapi peril (peristiwa asuransi).
Adapun produk asuransi syariah yang sering dipakai dalam operasional sebuah perusahaan asuransi syariah secara garis besar dapat dipilah menjadi dua, yaitu produk asuransi syariah dengan unsur saving dan produk asuransi syariah nonsaving. 
a. Produk asuransi syariah dengan unsur saving adalah sebuah produk asuransi yang didalamnya menggunakan dua buah rekening dalam setiap pembayaran premi, yaitu rekening untuk dana tabarru (sosial) dan rekening untuk dana saving (tabungan).
  • Rekening tabungan pada produk yang menggunakan unsur saving adalah kumpulan dana yang merupakan milik peserta dan dibayarkan bila perjanjian berakhir, peserta mengundurkan diri atau peserta meninggal dunia.
  • Rekening tabarru (khusus) adalah rekening yang berisi kumpulan dana yang diniatkan oleh peserta sebagai derma untuk tujuan saling membantu dan dibayarkan bila peserta meninggal dunia, perjanjian berakhir atau jika ada surplus dana.
Mekanisme Pengelolaan dana pada premi dengan unsur tabungan
Mekanisme Pengelolaan dana pada premi dengan unsur tabungan
b. Produk takaful yang tidak menggunakan unsur saving adalah kumpulan dana dari peserta yang setelah dikurangi biaya pengelolaan dimasukan kedalam rekening khusus (tabarru atau rekening dana sosial).  
Kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariah Islam. Keuntungan dari hasil investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi (klaim dan premi re-asuransi), akan dibagi antara peserta dan perusahaan menurut prinsip Al-Mudharabah dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerjasama antara perusahaan dengan peserta.
Mekanisme Pengelolaan dana pada premi tanpa unsur tabungan
Mekanisme Pengelolaan dana pada premi tanpa unsur tabungan
Perbedaan antara produk asuransi syariah dengan saving dan produk asuransi syariah nonsaving terletak pada peruntukan kumpulan dana dari peserta. Jika prosuk asuransi syariah nonsaving, dana yang terkumpul betul-betul diarahkan dan diniatkan untuk kepentingan bersama dan untuk saling membantu diantara peserta asuransi yang mengalami musibah. Sedang produk asuransi syariah saving, dana peserta yang terkumpul di samping masuk rekening tabarru (sosial) juga didistribusikan pada rekening tabungan (saving). 

3. Implementasi Akuntansi Asuransi Syariah dalam pengelolaan dana investasi Asuransi Syariah

Penetapan bentuk akad akan berdampak langsung pada sistem akuntansi yang akan ditetapkan dan akad dalam asuransi syariah terdapat atas dua bentuk akad, yaitu akad mudharabah dan akad wakalah. 
a. Akad Mudharabah
Dalam akad mudharabah terdapat pemisahan pengelolaan dana antara dana pemegang saham dan dana peserta asuransi. Perusahaan bertindak sebagai pemegang amanah untuk mengelola kontribusi yang diterima dari peserta yang digunakan apabila diantara para peserta terjadi musibah.
Dilain pihak, peserta menyetujui bahwa dana yang disetor akan dikelola secara profesional oleh operator (perusahaan asuransi) dan pada akhir periode bagi peserta yang tidak mengalami terjadinya klaim maka ia akan memperoleh bagi hasil. Dengan demikian, dalam akad mudharabah ini dana yang dikelola oleh operator merupakan milik peserta dan tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan pemegang saham. Oleh kaena itu, sistem akuntansi yang diterapkan harus dipisahkan antara akuntansi dana pemegang saham dengan akuntansi dana peserta asuransi.
contoh akad mudharabah adalah sebagai berikut.
Pengelolaan dana investasi (Mudharabah)
Pengelolaan dana investasi (Mudharabah)
b. Akad Wakalah 
Pengelolaan dana Investasi (Wakalah)
Pengelolaan dana Investasi (Wakalah)
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Produk asuransi syariah dipahami sebagai suatu model jaminan (proteksi) yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan asuransi syariah untuk ditawarkan kepada masyarakat luas agar ikut serta berperan sebagai anggota (peserta) dari sebuah perkumpulan pertanggungan yang secara materi mendapat keamanan bersama.
2. Saran
Demikian makalah pengelolaan investasi dalam asuransi syariah dapat kami sampaikan, semog bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Amrin, Bisnis,ekonomi,Asuransi dan Keuangan Syariah, (Jakarta:PT Gramedia,2009), Hal.58

Makalah Ekonomi Pendidikan (Pendidikan Masa Depan)

PENDIDIKAN MASA DEPAN DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebuah usaha yang berjalan secara terus menurus untuk menjadikan manusia (masyarakat) mencapai taraf kemakmuran. Pendidikan di Indonesia dilihat dari segi mutunya masih sangat memprihatinkan. Baerkaca dari perkembangan teknologi dan informasi yang menunutut kemampun sumber daya manusia yang mumpuni, pendidikan sebagai sarana pengantar untuk penyeimbang antara sumber daya manusia dan kemajuan teknologi dan informasi sudah seharusnya memberikan pelayanan maupun kontribusi yang tinggi. 
makalah pendidikan masa depan di indonesia
makalah pendidikan masa depan
Antara sistem pendidikan di Indonesia dan pendidikan di negara-negara maju tidak bisa disamakan akan tetapi negara maju dijadikan sebagai penyemangat karena masing-masing negara mempunyai kultur yang berbeda. Pendidikan harus dibawa dalang rangka meng optimalkan kemampuan peserta didik untuk memiliki sifat kreatif, kritis dan tanggap terhadap permaslahan kehidupan. UNESCO sebagai lembaga yang mengurusi masalah pendidikan di bawah naungan PBB telah merumuskan empat pilar pendidikan dalam rangka
pelaksanaan pendidikan untuk masa sekarang dan masa depan, pilar tersebut adalah:
  1. learning to Know (belajar untuk mengetahui),
  2. learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu, 
  3. learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan 
  4. learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). 
  5. learn how to learn (belajar menggunakan metode yang tepat) dan yang terakhir learning troughout life (belajar sepanjang hayat).
2. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana Pendidikan di Indonesia?
  2. Bagaimana Pendidikan masa depan?
3. Tujuan Penulisan Makalah
  1. Dapat mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia
  2. Dapat mengetahui rencana pendidikan masa depan
BAB II
PENDIDIKAN MASA DEPAN DI INDONESIA

1. Pendidikan di Indonesia

Proses belajar tidak hanya terbatas pada pendidikan formal, namun Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Di Negara Indonesia pemerintah mewajibkan wajib belajar sembilan tahun yaitu pendidikan enam tahun pada pendidikan dasar dan tiga tahun pada pendidikan lanjutan tingkat pertama. Adapun tujuan secara umum pendidikan di indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaanWajib belajar yang ini ditekankan oleh pemerintah dengan harapan mampu menghapus anggota masyarakat dari buta huruf dan meningkatkan kecerdasan bangsa. Namun pada keyataanya pemerintah belum menjamin 100% masyarakatnya dapat merasakan pendidikan wajib belajar meskipun pemerintah sudah menganggarkan biaya pendidikan dari APBN sebesar 20% untuk pelaksanaan wajib belajar.
Belum lagi masalah diatas dapat terselesaikan, seiring dengan perkembangan zaman yang ditandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi dan informasi, pendidikan di indonesia dihadapkan pada problem rendahnya mutu pendidikan yang sudah ada. Lembaga pendidikan yang ada kurang mampu dalam membangkan kreatifitas dan intelektualitas para peserta didiknya, sehingga setiap tahunnya selalu adanya penambahan pengangguran dalam dunia kerja, hal ini terjadi karena lembaga pendidikan dengan dunia kerja berjalan sendiri-sendiri sehingga keilmuan yang diperoleh kurang sesuai dengan dunia kerja, misalpun ada dari beberapa yang sudah sesuai akan tetapi pembangunan jiwa kreatif masih sangat minim sehingga tatkala dihadapkan dengan realitas terjadi adanya kebingungan yang dahsyat.

2. Pendidikan Masa Depan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap masyarakat membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang yang berujung pada keterpurukan. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Prinsip penyelenggaraan pendidikan sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
layanan pendidikan. Dari prinsip diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan harus memperhatikan nilai kulturan, nilai keagamaan dan semua kompenen masyarakat tanpa adanya diskriminatif.
Namun menurut pemakalah pendidikan yang perlu diterapkan di Indonesia selain mencangkup empat pilar yang canangkan UNESCO yaitu learning to know, learning todo, learning to be dan learning to live together, learn how to learn dan learning troughout life.
Penyelenggaraan pendidikan yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional harus lebih mementingkan aspek moral. Penekanan terhadap moral dipandang perlu karena dengan sikap kreatif dan profesional saja b angsa ini akan hancur, hal ini dapat dilihat pada keterpurukan moral para wakil rakyat yang korupsi sampai trilyunan rupiah. 
Untuk mewujudkan pendidikan diatas pemerintah melalui pihak terkait harus lebih tegas dalam menangani terhadap penyimpanganpenyimpangan yang ada, terutama terhadap pembiayaan pendidikan dan proses pendidikan baik mulai dari perencanaan, kegiatan pembelajaran, evaluasi dan tindak lanjutnya. Pemerintah juga berani menanggung biaya pendidikan minimal pendidikan wajib belajar dengan pemenuhan segala keperluan yang menunjang terhadap keberlangsungan proses pendidikan.
Dengan demikian, tuntutan pendidikan sekarang dan masa depan harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral manusia Indonesia pada umumnya, sehingga antara pendidikan dan dunia kerja terjadi adanya kesesuaian kebutuhan yuang diperlukan. Dengan kemampuan sikap profesional, kreatif diharapkan dapat mengurangi pengangguran yang setiap tahunnya meningkat, dengan memiliki sikap/moral yang tinggi mampu untuk hidup bersama dan tolong menolong, bukan saling menggunakn keprofesionalannya untuk membodohi yang lebih bodoh, dan tentunya apabila program diatas berjalan secara baik dan benar mutu pendidikan semakin terus membaik.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
  1. Pendidikan berjalan sepang hayat masyarakat, dengan menekankan sikap kreatif, kritis, tanggap terhadap permasalahan lingkungan dan memiliki nilai moral yang tinggi. Selain itu pendidikan tidak terlepas dari kultur bangsa sebagai karakter, dan tentunya adanya kesesuaian antara tujuan pendidikan dan kebutuhan sumber daya manusia yang diperlukan di masyarakat.
  2. Pemerintah sebagai salah satu t onggak pelaksanaan pendidikan sudah menjadi kewajiban ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pelayanan pendidikan sebagaimana tercantum dalam UU Dasar 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. 
  3. Pendidikan di Indonesia untuk masa depan selain mengedepankan aspek intelektualitas juga menekankan aspek kesadaran moral sebagai penyeimbang tatkala seorang peserta didik berinteraksi langsung baik dengan pendidik atau masyarakat umum.
2. Saran
Dengan adanyan makalah ini semoga dapat membantu pembca dalam memahami pendidikan masa depan.
REFERENSI
Mastuhu.  Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Abad 21. Yogyakarta: Safiria Insania Press. 2003.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20. Tahun 2005. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Filsafat Dan Biologi

FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN BIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan sains dalam pendidikan biologi tidak terlepas dari perkembangan teknologi, politik ekonomi, sosial dan filsafat di masyarakat. Manusia dapat berpikir karena mempunyai bahasa. Dengan bahasa manusia dapat memberi nama kepada segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Dengan demikian, segala sesuatu yang pernah diamati dan dialami dapat disimpannya,menjadi tanggapan-tanggapan dan pengalaman-pengalaman yang kemudian diolahnya (berpikir) menjadi pengertian-pengertian bermakna. Dengan singkat,karena memiliki dan mampu berbahasa maka manusia berpikir. Kita berpikir untuk menemukan pemahaman dari rasa keingintahuan kita terhadap sesuatu.
filsafat pedidikan biologi
filsafat dalam pedidikan biologi

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Sebagai ilmu pengetahuan, biologi yang objek kajiannya tentang makhluk hidup tidak berdiri sendiri melainkan erat hubungannya dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang lain, bahkan besar peranannya bila dikaitkan dengan kebutuhan manusia. Biologi modern mampu membuka tabir rahasia alam yang banyak dijumpai dalam alam kehidupan dan sangat berguna bagi kemajuan dan kesejahteraan manusia. Peranan biologi terhadap ilmu-ilmu lain, yaitu biologi sebagai ilmu pengetahuan tentu tidak dapat berdiri sendiri melainkan berhubungan erat dengan ilmu-ilmu lain. Sifat hubungan itu kadangkala biologi merupakan sumber atau bagian terpenting, tapi sering juga berupa pelengkap dalam memahami suatu ilmu pengetahuan.
Sementara filsafat ilmu dewasa ini sangat diperlukan. Ilmu pengetahuan dan teknologi kini sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan perkembangan masyarakat dunia. Oleh karena itu diperlukan suatu inovasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan (biologi) sehingga dapat bermanfaat dan membawa kesejahteraan bagi kehidupan manusia.
Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu yang besar, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Pengetahuan adalah persepsi subyek (manusia) atas berbagai obyek yang ada di alam semesta tanpa penyelidikan lebih lanjut.
2. Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian Filsafat?
  2. Apa pengertian Biologi dan Pendidikan Biologi?
  3. Bagaimana Hubungan Filsafat dan Biologi?
3. Tujuan Penulisan
  1. Dapat mengetahui pengertian filsafat
  2. Dapat mengetahui pengertian Biologi dan Pendidikan Biologi
  3. Dapat mengetahui Hubungan Filsafat dan Biologi
BAB II
FILSAFAT DAN BIOLOGI

1. Pengertian Filsafat

Filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yang juga diambil dari bahasa Yunani, philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal darikata-kata ( philia= persahabatan, cinta)  dan ( sophia= "kebijaksanaan").  Sehingga arti harafiahnya adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa  Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".
Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi. Atau seorang, yang berdiri di puncak tinggi, memandang ke ngarai dan lembah di bawahnya. Dia ingin menyimak kehadirannya dengan kesemestaan yang ditatapnya. Ada beberapa karateristik berfikir filsafat yaitu:
  1. Sifat menyeluruh, seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya. Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu dengan agama. Dia ingin yakin apakah ilmu itu membawa kebahagiaan pada dirinya.
  2. Sifat mendasar, seorang yang berfikir filsafat selain tengadah ke bintang-bintang juga membongkar tempat berpijak secara fundamental. Dia tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar. Namun harus memulai dari satu titik yang awal yang benar sekaligus titik akhir yang benar.
  3. Sifat spekulatif, yakni tafsiran atau dugaan yang tidak didasarkan pada kenyataan sebenarnya. Berfilsafat didorong tidak hanya untuk mengetahui apa yang telah kita tahu, tetapi juga apa yang kita belum tahu. Bahkan setelah kita menetapkan titik awal yang menjadi jangkar pemikiran yang mendasar, kita tidak yakin akan hal itu. Dalam hal ini kita hanya berspekulatif. Dan ini suatu dasar yang tidak bisa diadakan namun hal ini tidak bisa dihindarkan.
Yang penting adalah bahwa dalam prosesnya, baik dalam analisis maupun pembuktiannya, kita bisa memisahkan spekulasi mana yang bisa diandalkan dan mana yang tidak. Dan tugas utama filsafat adalah menetapkan dasar-dasar yang dapat diandalkan. Sekarang kita sadar bahwa semua pengetahuan yang sekarang dimulai dengan spekulasi. Dari serangkaian spekulasi ini kita dapat memilih buah pikiran yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari penjelajahan pengetahuan (Suriasumantri, 2007:22).
Harold H. Titus (1979 ) memberi pengertian: 
  1. Filsafat adalahsekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; 
  2. Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan, 
  3. Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian (konsep); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.

2. Pengertian Biologi 

Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘bios’ yang artinya hidup dan ‘logos’ yang artinya ilmu. Jadi, biologi adalah ilmu yang mempelajari sesuau yang hidup beserta masalah-masalah yang menyangkut kehidupan. Obyek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Karenanya dikenal berbagai cabang ilmu biologi yang mengkhususkan diri pada kajian tertentu yang lebih spesifik, di antaranya anatomi, anastesi, zoologi, botani, bakteriologi, parasitologi,ekologi, genetika, embriologi, entomologi, evolusi, fisiologi, histologi, mikologi,mikrobiologi, morfologi, paleontologi, patologi, dan lain sebagainya.
Aristoletes (384-322 SM) adalah seorang ilmuwan dan filosof Yunani yang dipercayai sebagai perintis ilmu biologi. Ia telah mempelajari tentang 500 jenis hewan dengan sistem klasifikasinya, hal ini memberi pengaruh yang besar pada pemikiran dalam perkembangan ilmu-ilmu biologi (Salam, 1997). Hubungan biologi dengan filsafat ilmu pengetahuan adalah dengan adanya filsafat ilmu pengetahuan yang mengkritisisasi dan memikirkan efek-efek ilmu biologi dan perkembangannya bagi pengetahuan manusia dan dampaknya pada refleksi etis tentang berbagai problema serta akses pemanfaatannya dalam kehidupan manusia, maka biologi dapat bermanfaat secara efektif dalam kehidupan umat manusia. Atau dengan kata lain, filsafat ilmu merupakan kajian secara mendalam dan spesifik tentang hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah), seperti obyek apa yang dikaji ilmu, bagaimana cara memperoleh ilmu, bagaimana ilmu digunakan, bagaimana kaitan penggunaan ilmu dengan kaidah-kaidah moral kehidupan.Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subyek pelajaran sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan makalah dibuat setiap tahun dalam susunan luas jurnal biologi dan kedokteran. Hal ini juga mendukung perkembangan ilmu pendidikan biologi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana hubungan pendidikan dengan biologi, bagaimana cara mempelajari dan mengajarkan biologi dengan baik dan benar, baik  pada instusi pendidikan formal maupun non formal.

3. Pengertian Pendidikan Biologi

Pendidikan biologi diartikan sebagai upaya untuk membelajarkan biologi sebagai suatu ilmu pengetahuan dalam suatu pembelajaran formal di sekolah maupun nonformal dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan biologi perlu dimaknai secara luas dan mendalam, yakni bukan hanya pemahaman dalam penguasaan teori dan konsep dalam ilmunya, tetapi juga lebih dari itu yang terpenting mampu menyentuh aspek sosial yang implementasinya bisa langsung dirasakan manfaatnya dalam kehidupan. Misalnya, membelajarkan kepada anak untuk berperilaku bersih dan sehat yang peduli akan lingkungan dan menyayangi alam sekitarnya sebagai bentuk implementasi nyata pendidikan biologi.

4. Hubungan Filsafat dan Biologi

Dalam objek material filsafat sering disebut sebagai segala sesuatu yang ada dan bahkan yang mungkin ada. Hal itu berarti bahwa filsafat mempelajari apa saja yang menjadi isi alam semesta mulai dari badan-badan benda, tumbuhan (vegetativa), hewan (animalia), manusia (human), sampai pada sang pencipta (prima causa) dengan kata lain filsafat mempelajari semua mahluk dan sekaligus sang pencipta. Biologi jugamempelajari ilmu pengetahuan tentang mahluk hidup, biologi sendiri sebagai sebuah  ilmu juga merupakan hasil pemikiran yang mendalam dari filsafat yang kemudian setelah mengalami pembuktian empirik dan komprehensif, didapatlah biologi itu sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang dapat diamati, diukur dan dipertanggung jawabkan kebenaranya sampai pada batas waktu tertentu. Misalnya:
  1. Teori abiogenesis yang merupakan kehidupan dinyatakan berasal dari benda tak hidup, dan penganut teori ini (Aristoteles, Jhon Nedham, dan Antony Van Leewenhoek)
  2. Penemuan mikroskop oleh Antony Van Leewenhoek pada abad 17 membuka cakrawala untul mempelajari dan melakukan penelitian terhadap makhluk hidup sampai sekarang.
Ilmu biologi menggunakan pemikiran yang kefilsafatan, menurut Mulder digambarkan mengandung khasiat-khasiat tertentu, yaitu memiliki kemampuan mengabtraksikan pokok persoalan, bertanya terus sampai batas terakhir, beralasan dan berelasi (sistem). Hal ini dilakukan dengan  mempelajari, mengadakan pengamatan dan penyelidikan  serta menumbuhkan Sikap ilmiah dan Proses ilmiah untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya tentang makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan serta alam sekitarnya, sehingga biologi sebagai ilmu sangat berperanan penting bagi kehidupan manusia untuk mengetahui lebih banyak mengenai diri kita dan mengenai lingkungan kehidupan kita, baik secara timbal balik maupun secara langsung tentang semua aspek kehidupan. Adapun timbal balik itu yang peran dalam kehidupan kita memberikan dampak negatif dan dampak positif. Dampak positif atau manfaatnya yaitu:
  1. Manusia sadar terhadap hidup dan kehidupan dalam lingkungan,
  2. Diciptakan bibit unggul yang ramah lingkungan,
  3. Pemanfaatan mikroorganisme dalam segala bidang.
Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan yaitu:
  1. Mengeksploitasi SDA dengan sembarangan,
  2. Penggunaan bibit unggul dan pestisida berlebihan yang akan berdampak pada biodeversitas,
  3. Penggunaan senjata biologi yang mematikan, yang akan merusak lingkungan biotik maupun abiotik.
Ilmu biologi cenderung menjadi sangat spesifik dan mendalam kalau ditekuni dengan sungguh-sungguh. Pendekatan ilmu biologi lebih deskriptif dan sifatnya lebih mendetail perbagian, sedangkan filsafat lebih mementingkan makna komprehensifnya, dan bukan deskripsinya. Agar dapat melihat realitas secara komprehensif, maka ilmu pengetahuan (sains) memerlukan filsafat kembali. Jadi terdapat hubungan timbal balik di sini. Ilmu dari sains (biologi) itu sendiri akan membantu daya kerja filsafat. Dan filsafat juga membantu ilmu pengetahuan agar berkembang ke arah yang benar sekaligus mencegah penyalahgunaan ilmu biologi yang berakibat bencana bagi manusia sendiri.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
  1. Filsafat adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial.
  2. Biologi mempelajari tentang ilmu alam dan makhluk hidup, bagaimana interaksinya satu sama lain, dan bagaimana interaksinya dengan lingkungan. 
  3. Filsafat dan biologi berhubungan sangat penting dimana dalam mempelajari ilmu biologi menggunakan penelitian ilmiah sebagai kebenaran. Oleh karena itu, kemajuan biologi yang pesat harus dikembangkan dengan cara sering melakukan penelitian ilmiah yang diimbangi dengan cara berfikir filsafat, supaya dihasilkan penemuan/teori yang bermanfaat dan tidak disalah gunakan.
2. Saran
Apabila dalam penyusunan makalah filsafat dan biologi didapati suatu kekurangan, maka penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
REFERENSI
Salam, B., (2008), Pengantar Filsafat, Bumi Aksara, Jakarta.
Suhartono, S., (2005), Filsafat Ilmu Pengetahuan, Ar-Ruzz, Jogjakarta.
Suriasumantri, J. S., ( 2007),  Filsafat Ilmu: Sebuah  Pengantar Populer , PustakaSinar harapan, Jakarta.
Susantoso, Hendra, 2006. Tips dan Trik Biologi, Jakarta: Erlangga
Suhato,Suparlan, 2008. Pengantar Ilmu Filsafat, Makassar: Badan penerbit Universitas Negeri Makasassar
Poedjawijatna, 1980, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, Jakarta, PT Pembangunan

Administrasi Dan Manajemen

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN


1. PENGERTIAN ADMINISTRASI

Administrasi dalam pengertian sehari-hari sering disamakan dengan tata usaha, yailu berupa kegiatan mencatat, mengumpulkan dan menyimpan suatu kegiatan atau hasil kegiatan untuk membantu pimpinan dalam mengambil keputusan.
administrasi dan manajemen
administrasi dan manajemen
Penjelasan Administrasi di atas adalah definisi administrasi dalam arti sempit yang masih banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh, sebuah koran/majalah/tabloid membubuhkan alamatnya dengan “Kantor redaksi Administrasi”. Yang dimaksud oleh lembaga pers di atas lak lain adalah tata usaha. Definisi administrasi terkadang dipersempit lagi dan disamakan dengan keuangan. Misalnya seorang pegawai kantor berucap “bereskan dulu urusan administrasimu” yang dimaksud dengan administrasi oleh si pegawai adalah keuangan. (Bayu Pramutoko,SE,MM).
Definisi administrasi secara luas sebagaimana dikutip dari pendapat (Bayu Pramutoko,SE,MM), adalah :
  1. Suatu proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok. negara atau swasta, militer atau sipil, besar atau kecil dan sebagainya.
  2. Perencanaan, pengorganisasian, memberikan komando, koordinasi dan mengadakan pengawasan.
  3. Kegiatan suatu kelompok yang mengadakan kerjasama untuk menyeiesaikan tujuan bersama.
  4. Bimbingan. kepemimpinan dan pengawasan daripada usaha-usaha kelompok individu terhadap tercapainya tujuan bersama.
    1. Bekerja menurut tata tertib tata usaha.
    2. Keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Unsur-Unsur Administrasi

Berdasarkan pengertian administrasi di atas, dapat ditarik kesimpulan makna yang tersirat dalam administrasi, adalah :
  1. Adanya usaha atau aktivitas kelompok manusia yang terdiri dari 2 orang atau lebih.
  2. Adanya organisasi atau wadah kerjasama.
  3. Adanya perencanaan, bimbingan, kepemimpinan, koordinasi dan pengawasan.
  4. Adanya tujuan.
  5. Peralatan dan perlengkapan.

3. Macam-Macam Administrasi

Dari segi perkembangan ilmu administrasi, administrasi dapat dibagi atas delapan bagian besar, yaitu  Administrasi kependudukan, Administrasi keuangan, Administrasi lingkungan hidup, Administrasi negara, Administrasi niaga, Administrasi pembangunan, Administrasi pendidikan dan Administrasi publik.
  1. Administrasi kependudukan adalah serangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil dan pengelolaan informasi penduduk serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik, pemerintahan dan pembangunan.
  2. Administrasi keuangan adalah pengelolaan yang meliputi seluruh aktifitas yang berkaitan dengan keuangan untuk mencapai tujuan sebuah organisasi ataupun perusahaan tertentu.
  3. Administrasi lingkungan hidup menurut wikipedia adalah proses kegiatan yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat yang bertujuan berwawasan lingkungan dan tidak mengesampingkan kualitas manusia (penguasaan IPTEK) serta kualitas lingkungan (serasi, selaras dan seimbang).
  4. Administrasi negara adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah dari suatu negara dalam usaha mencapai tujuan negara.
  5. Administrasi niaga adalah keseluruhan kegiatan mulai dari produksi barang dan/atau jasa sampai tibanya barang atau jasa tersebut di tangan konsumen.
  6. Administrasi pembangunan adalah proses pengendalian usaha (administrasi) oleh negara/pemerintah untuk merealisirkan pertumbuhan yang direncanakan ke arah suatu keadaan yang dianggap lebih baik dan kemajuan di dalam berbagai aspek kehidupan bangsa.
  7. Administrasi publik menurut wikipedia adalah suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif serta hal- hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik, manajemen publik, administrasi pembangunan, tujuan negara, dan etika yang mengatur penyelenggara negara. Secara sederhana, administrasi publik adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana pengelolaan suatu organisasi publik. Kajian ini termasuk mengenai birokrasi; penyusunan, pengimplementasian, dan pengevaluasian kebijakan publik; administrasi pembangunan; pemerintahan daerah; dan good governance.
  8. Administrasi pendidikan menurut wikipedia adalah sebuah proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan melihat hubungan antar komponen pendidikan sehingga dapat memperbaiki sistem pendidikan dengan menggunakan perangkat  pembelajaran yang mendukung kegiatan pembelajaran.

4. Definisi Manajemen

Manajemen dapat diartikan sebagai berikut:
  1. Ketatalaksanaan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran tertentu.
  2. Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
  3. Segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang dan Menggerakkan fasilitas dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Memahami berbagai definisi manajemen tersebut dapat ditaril( kesimpulan bahwa pada pokoknya manajemen adalah suatu proses/kegiatan/usaha pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang lain. Dan dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan inti daripada administrasi, karena memang manajemen merupakan alat pelaksana utama daripada administrasi. Dengan perkataan lain dikatakan bahwa administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan hanya kegiatan-kegiatannya yang dapat dibedakan.
Dilihat dari segi fungsional administrasi mempunyai dua tugas utama, yakni:
  1. Menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai.
  2. Menentukan kebijaksanaan umum yang mengikat seluruh organisasi.
Begitu juga sebaliknya manajemen pada hakekatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Ungkapan tersebut jelas menunjukan bahwa administrasi lebih luas dari pada manajemen.

5. Hubungan Antara Administrasi Dan Manajemen

Administrasi adalah proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Kerja dapat terselenggara dengan baik sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai bila ada orang yang menyelenggarakannya. Dan masalah orang yang menyelenggarakan kerja untuk mencapai tujuan inilah yang menjadi masalah pokok daripada manajemen, karena intisari daripada manajemen ialah suatu proses/usaha dari orang-orang secara bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Dapat disimpulkan administrasi adalah penyelenggaranya dan manajemen adalah orang yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelengaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Hubungan antara administrasi dan Manajemen di atas dapat dianalogikan meski tidak seluruhnya tepat seandainya pembaca akan membeli buah rambutan. Pertama kali yang terlihat adalah kulit luar yang berwama hijau atau merah. Jika kulitnya dikupas maka didapati daging rambutan yang berwarna putih kalau dagingnya sudah dimakan maka akan terlihat intinya yang disebut biji rambutan.
Demikian pula manajemen, maka yang pertama disoroti adalah kulit luamya yaitu “Admmistnisi” Kedua dagingnya yaitu “manajemen” selanjutnya adalah bijinya yaitu “kepemimpinan”.

6. Fungsi Administrasi Dan Manajemen

Administrasi berfungsi untuk menentukan tujuan organisasi dan merumuskan kebijaksanaan umum, sedangkan manajemen berfungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah dirumuskan.
Dalam pelaksanaannya, administrasi dan manajemen mempunyai tugas-tugas tertentu yang harus dilaksanakan sendiri. Tugas-tugas itulah yang biasa disebut/diartikan sebagai fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Hingga kini para sarjana belum mempunyai kata sepakat yang bulat tentang fungsi-fungsi administrasi dan manajemen itu, baik ditinjau dari segi klasifikasinya maupun terminologi yang dipergunakan.
Menurut Prof Dr Sondang P Siagian MA dalam bukunya “Fungsi-fungsi managerial” dan “Filsafat Administrasi” fungsi administrasi dan manajemen sebagai berikut :
  1. Perencanaan (Planning)
  2. Pengorganisasian (Organizing)
  3. Pemberian Motivasi (Motivating)
  4. Pengawasan (Controling)
  5. Penilaian (Evaluating)
Fungsi tersebut mutlak harus dijalankan oleh administrasi dan manajemen. Ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut akan mengakibatkan lambat atau cepat matinya organisasi.

1. Perencanaan (Planning)

Planning adalah sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan Yang telah ditentukan.
Pengertian tersebut menunjukan bahwa perencanaan merupakan fungsi administrasi dan manajemen yang pertama. Alasannya ialah bahwa tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka usaha oencapain tujuan. Perencanaan menjadi fungsi pertama karena ia merupakan dasar dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan selanjutnya.
Salah satu cara yang paling mudah dikemukakan dalarn penyusunan rencana adalah dengan mengatakan bahwa perencanaan berarti mencari dan menemukan jawaban terhadap enam pertanyaan. yaitu :
  1. What(Apa) d. How (Bagaimana)
  2. Where (Dimana) e. Who (Siapa)
  3. When (Kapan) f. Why (Mengapa)
Pertanyaan tersebut menjadi:
  1. Apa kegiatan-kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya?
  2. Dimana kegiatan-kegiatan tertentu dijalankan? Pertanyaan ini mencakup letak bangunan organisasi yang hendak didirikan, tata ruang yang disusun, tempat sumber tenaga kerja.
  3. Kapan kegiatan-kegiatan tertentu hendak dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa dalam rencana hams tergambar sistem prioritas yang dipergunakan, penjadwalan waktu dan hal-hal yang berhubungan dengan faktor waktu.
  4. Bagaimana cara melaksanakan kegiatan-kegiatan ke arah tercapainya tujuan ? Yang dicakup oleh pertanyaan ini menyangkut soal sistem dan tata kerja, standar yang hams dipenuhi, cara pembuatan dan penyampaian laporan, cara menyimpan dokumen dan lain-lain.
Pertanyaan “siupa” berarti diketemukannya jawaban dalam rencana tentang gambaran pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab.
Secara filosofis, pertanyaan yang terpenting di antara rangkaian pertanyaan ini ialah pertanyaan “mengapa”. Terpenting karena pertanyaan ini ditunjukan kepada kelima pertanyaan yang mendahuluinya. Jika kelompok pimpinan dapat memuaskan dirinya atas jawaban-jawaban yang diperoleh terhadap keenam pertanyaan itu, akan terciptalah suatu rencana yang baik.

2. pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggungjawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Definisi pengorganisasian menunjukan bahwa pengorganisasian adalah langkah pertama ke arah pelaksanaan rencana yang telah tersusun sebelumnya. Dengan demikian adalah suatu hal yang logis pula apabila pengorganisasian sebagai fungsi administrasi dan manajemen ditempatkan sebagai fungsi kedua, mengikuti fungsi perencanaan. Juga terlihat dalam definisi itu bahwa pelaksanaan fungsi pengorganisasian menghasilkan suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang bulat.
Organisasi sebagai alat administrasi dan manajemen terlihat penting apabila diingat bahwa bergerak tidaknya organisasi ke arah pencapain tujuan sangat tergantung atas kemampuan manusia dalam organisasi menggerakan organisasi itu ke arah yang telah ditetapkan.

3. Penggerakan (Motivating)

Penggerakan adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikan rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
“Motivating” secara implisit berarti bahwa pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya dan dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instuksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.
Pelaksanaan fungsi “Motivating” dalam organisasi dapat dijalankan dengan baik dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
  1. Jelaskan tujuan organisasi kepada setiap orang yang ada dalam organisasi.
  2. Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut.
  3. Usahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi.
  4. Tekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
  5. Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
  6. Berikan penghargaan serta pujian kepada bawahan yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang kurann mampu bekerja.
  7. Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalain organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal-maksimalnya.

4. Pengawasan (Controling)

Pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi ini jelas terlihat bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan.
Artinya bahwa perencanaan dan pengawasan merupakan kedua belahan mata uang yang sama. Jelas bahwa tanpa rencana pengawasan tidak mungkin dilaksanakan karena tidak ada pedoman untuk melakukan pengawasan itu. Sebaliknya rencana tanpa pengawasan akan berarti timbulnya penyimpangan-penyimpangan dan atau penyelewengan-penyelewengan yang serius tanpa ada alat untuk mencegahnya.
Jelaslah kiranya bahwa pengawasan sangat menentukan peranannya dalam usaha pencapaian tujuan. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pengawasan itu mutlak diperlukan karena manusia bersifat salah dan khilaf. Dus manusia dalam organisasi perlu diamati, bukan dengan maksud untuk mencari kesalahannya kemudian menghukumnya, akan tetapi untuk mendidik dan membimbing. Hal ini kiranya sangat penting untuk diperhatikan karena para pemimpin dalam suatu organisasi sering lupa bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang ikhlas memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan. Hanya saja setelah kesalahan diperbuat, adalah menjadi tugas pimpinan untuk memperbaiki kesalahan itu dengan jalan memberikan bimbingan kepada bawahannya agar ia tidak mengulangi kesalahan yang sama, akan tetapi berani untuk berbuat kesalahan yang lain.
Jika seorang bawahan selalu diancam dengan hukuman setiap kali ia berbuat kesalahan, maka bawahan tersebut tidak akan berkembang karena dalam setiap tindakannya ia akan selalu dikuasai oleh rasa takut. Akibatnya ia tidak akan berani mempunyai prakarsa, mengambil keputusan dan akhimya akan kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri. Ini tidak boleh terjadi.
Kendati demikian perlu diperhatikan pula bahwa pernyataan diatas tidak berarti bahwa seorang pimpinan tidak boleh menghukum bawahannya. Memang seorang pimpinan dapat bertindak punitif jika seorang bawahan, meskipun telah berulang kali dibimbing, terus menerus berbuat kesalahan yang sama.
Proses pengawasan pada dasamya dilaksanakan oleh administrasi , manajemen dengan mempergunakan dua macam teknik, yakni:
  1. Pengawasan langsung (direct control)
  2. Pengawasan tidak langsung (indirect control)
Pengawasan langsung adalah apabila pimpinan organisasi mengadakan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan. Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Laporan itu dapat berbentuk tertulis dan lisan.
Kelemahan daripada pengawasan tidak langsung ialah bahwa sering para bawahan hanya melaporkan hal-hal yang positif saja Padahal, seorang pimpinan yang baik akan menuntut bawahannya untuk melaporkan beberapa hal, baik yang bersifat positif maupun negatif Karena kalau hanya hal-hal yang positif saja yang dilaporkan, pimpinan tidak akan mengetahui keadaan yang sesungguhnya. Akibatnya dia akan mengambil kesimpulan yang salah. Lebih jauh lagi ia akan mengambil keputusan yang salah.
Kesimpulannya bahwa pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila hanya bergantung kepada laporan saja, karena itu pengawasan tidak langsung tidak cukup. Adalah bijaksana apabila pimpinan organisasi menggabungkan teknik pengawasan langsung dan tidak langsung dalam melakukan fungsi pengawasan itu.

5. Penilaian (evaluating)

Penilaian adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang telah dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hakekat dari penilaian adalah:
  1. Penilaian ditujukan kepada satu fase tertentu dalam satu proses setelah fase itu seluruhnya selesai dikerjakan. Berbeda dengan pengawasan yang ditujukan kepada fase yang masih dalam proses pelaksanaan.
  2. Penilaian bersifat korektif terhadap fase yang telah selesai dikerjakan. Korektifitas yang menjadi sifat penilaian itu sangat berguna bukan untuk fase yang telah selesai, akan tetapi untuk fase berikutnya. Artinya, melalui penilaian harus diketemukan kelemahan-kelemahan sistem yang dipergunakan dalam fase yang baru saja selesai. Juga harus diketemukan penyimpangan-penyimpangan dan/atau penyelewengan-penyelewengan yang telah terjadi, tetapi lebih penting lagi, harus diketemukan sebab-sebab mengapa kelemahan-kelemahan itu timbul, juga harus diketemukan sebab-sebab mengapa penyimpangan-penyimpangan itu terjadi.
REFERENSI
Bayu Pramutoko,SE,MM. Dosen Fakultas Ekonomi Manajemen. Univ. Islam Kadiri – Kediri
Burhanudin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Bumi aksara Jakarta, 1995
Handoko, T Hani. Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1998
Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan, Raja Grafindo Persada, Jakarta,2001
Robbin, Stephen P. Teori Organisasi, struktur, Desain dan Aplikasi, Archan, Jakarta,1995.
Siagian, Sondang P. Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta. 1997.

Biologi Klasifikasi Amoeba

Biologi Klasifikasi Amoeba

Amoeba, disebut juga sebagai Ameba, adalah genus yang dimiliki protozoa, yang eukariota uniseluler (organisme dengan organel sel terikat membran). Amoeba berasal dari kata Yunani amoibe, artinya perubahan. Banyak spesies Amoeba, yang paling ekstensif dipelajari adalah Amoeba proteus. Amoeba proteus adalah mayoritas dari spesies Amoeba yang sangat kecil dan tidak terlihat dengan kasat mata. Meskipun ukurannya yang kecil, isi genom beberapa kali lebih besar dari genom manusia. Spesies Amoeba dubia terdiri dari sekitar 370 miliar pasangan basa; sedangkan, genom manusia memiliki sekitar 3 miliar pasangan basa.

Klasifikasi Amoeba

Amoeba sangat sensitif terhadap rangsangan, yang berasal dari penyusutan atau perluasan sel, tergantung pada kondisi sekitarnya. Seperti untuk menjaga tekanan osmotik dalam sel, vakuola bertanggung jawab untuk hal yang sama. Ketika Amoeba disimpan dalam larutan garam hipertonik (pekat), sel menyusut dan mencegah masuknya garam. Sebaliknya, bila terkena air tawar hipotonik, sel Amoeba mengembang dan membengkak.

Datang ke taksonomi organisme ini, sering tidak jelas dan membingungkan karena Amoeba memiliki fitur morfologi yang khas. Hal ini juga sebagian karena fakta bahwa banyak spesies lain protista menyerupai eukariot uniseluler ini dalam anatomi dan perilaku mereka. Salah satu ciri khas yang membedakan Amoeba laut dari yang dari spesies air tawar adalah kurangnya vakuola kontraktil dan enzim mereka. Mari kita lihat bagaimana Amoeba diklasifikasikan secara ilmiah.
Ciri Amoeba
Amoeba, disebut juga sebagai Ameba, adalah genus yang dimiliki protozoa, yang eukariota uniseluler (organisme dengan organel sel terikat membran)
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Amoebozoa
Filum: Tubulinea
Order: Tubulinida
Family: Amoebidae
Genus: Amoeba
Spesies: proteus, dubia, animalcule, dll

Ciri Amoeba

Amoeba ditemukan di darat serta pada habitat perairan. Bahkan Amoeba, dapat berkembang dalam hampir semua jenis habitat. Beberapa menjadi parasit di alam, sehingga menyebabkan kerugian pada manusia dan hewan. Sampai saat ini, enam spesies parasit diidentifikasi yang menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat pada manusia. Oleh karena itu, organisme eukariotik uniseluler ini banyak dipelajari dalam mikrobiologi. Mari kita membahas secara singkat tentang ciri-ciri dari Amoeba.
Sebuah membran sel membungkus sitoplasma sel dan organel dariAmoeba. Karena tidak ada dinding sel, struktur selular yang tidak pasti. Hal inidapat memperlihatkan dalam bentuk apapun, berdasarkan kondisi sekitarnya. Iamemiliki pseudopodia untuk keperluan penggerak dan makan. Para pseudopodsadalah perpanjangan dari sitoplasma. Amoeba menelan makanan dengan carafagositosis, yang berarti mengelilingi bakteri atau protista kecil lainnya, danmengeluarkan enzim pencernaan ke dalam vakuola. Pencernaan partikel makananterjadi dalam vakuola dengan bantuan tindakan enzimatik
Sebuah Amoeba dapat memiliki lebih dari dua inti dalam sel. Miripdengan protozoa lain, mereproduksi secara aseksual baik oleh mitosis atausitokinesis. Di bawah divisi kuat dari Amoeba, porsi yang berisi inti selamat,sedangkan bagian tanpa inti mati. Ketika organisme terkena lingkunganmematikan, ternyata menjadi bentuk aktif, yang dikenal sebagai kista amuba.

MAKALAH FILSAFAT

Pengertian, Sejarah,Objek, Ciri-ciri, Asal, Manfaat, Kegunaan dan Peranan Filsafat

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Filsafat adalah ratuya ilmu-ilmu, begitu biasanya dia disebut. Filsafat diartikan sebuah disiplin ilmu yang telah berusia ribuan tahun. Sejak dari perkembangan yang paling awal, filsafat tidak pernah lepas dari konteks kultural masyarakat tempat ia tumbuh dan berkembang. Kehadiran filsafat di zaman Yunani kuno dapat dikatakan sebagai langkah awal pembebasan akal manusia dari kultur mitologis yang membelenggu potensi-potensi rasional manusia. Kesangsian, keheranan yang bercampur kekaguman, merupakan titik awal munculnya filsafat. Kesadaran baru bahwa akal manusia memiliki kekuatan yang luar biasa tajam untuk membelah semua dogmatisme dan kepercayaan palsu. Kritis! Itulah kata kunci yang digenggam semua filsuf di sepanjang zaman. 
Untuk memahami apa sebenarnya filsafat itu, tentu saja tidak cukup hanya mengetahui asal usul dan arti istilah yang digunakan, melainkan juga harus memperhatikan konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf menurut pemahaman mereka masing masing. Akan tetapi, perlu pula dikatakan bahwa konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf itu tidak sama. Bahkan, dapat dikatakan bahwa setiap filsuf memiliki konsep dan membuat definisi yang berbeda dengan filsuf lainnya. Karena itu, ada yang mengatakan bahwa jumlah konsep dan definisi filsafat adalah sebanyak jumlah filsuf itu sendiri.
tugas makalah tentang filsafat
makalah filsafat

Makalah filsafat bermaksud memandu pembaca untuk memperoleh gambaran apakah filsafat itu, sejarahnya, objek-objek dalam filsafat, ciri-ciri filsafat, asal, manfaat, kegunaan, dan peranan filsafat.
2. RUMUSAN MASALAH
  1. Apa Pengertian Filsafat?
  2. Bagaimana Sejarah dari Filsafat?
  3. Apasaja Objek dari Filsafat?
  4. Bagaimana Ciri-ciri Filsafat?
  5. Sebutkan Asal Filsafat?
  6. Apasaja Manfaat Belajar Filsafat?
  7. Apasaja Kegunaan Belajar Filsafat?
  8. Bagaimana Peranan Filsafat?
BAB II
FILSAFAT

1. PENGERTIAN FILSAFAT 

Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi yakni secara etimologi dan terminologi:

1) Pengertian Filsafat Secara Etimologi

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom).
Istilah filsafat (philosophia) itu sendiri menunjukkan bahwa manusia tidak pernah secara sempurna memiliki pengertian menyeluruh tentang segala sesuatu yang dimaksudkan kebijaksanaan, namun terus menerus mencarinya. Berkaitan dengan apa yang dilakukannya, filsafat adalah pengetahuan yang dimiliki rasio manusia yang membuat dasar-dasar terakhir dari segala sesuatu. Filsafat menggumuli seluruh realitas. Jadi, filsafat adalah upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.

2) Pengertian Filsafat secara Terminologi 

Pengertian Filsafat menurut ahli:
Plato 
Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli.
Aristoteles 
Menurus Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan). 
Rene Descartes 
Menurut Rene Descartes, filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
Immanuel Kant
Menurut Kant, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pangkal semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah epistemology (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.
N. Driyarkara 
Menurut Driyarkara, filsafat adalah perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab ‘ada dan berbuat’, perenungan tentang kenyataan (reality) yang sedalam-dalamnya sampai ke ‘mengapa’ yang penghabisan.
Jadi, dari batasan-batasan di atas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakekatnya.

2. SEJARAH FILSAFAT 

1) Sejarah Filsafat Barat

Menurut Surajiyo dalam buku Ilmu Filsafat (2014) sejarah Filsafat Barat dibagi dalam periode Yunani kuno, abad pertengahan, zaman modern, dan masa kini.
1. Zaman Filsafat Yunani Kuno 
Zaman kuno meliputi zaman pra-Socrates di Yunani. Tokoh-tokohnya dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam. Mereka mencari unsur induk (arche) yang dianggap asal dari segala sesuatu. Menurut Thales, arche itu air, Anaximandros berpendapat arche itu ‘yang tak terbatas’ (to apeiron). Menurut Anaximenes, arche itu udara, Pythagoras, arche itu bilangan, Heraklitos arche itu api, ia juga berpendapat bahwa segala sesuatu itu terus mengalir (panta rhei). Parmenides mengatakan bahwa segala sesuatu itu tetap tidak bergerak.
2. Zaman Abad Pertengahan 
Filsafat pada abad pertengahan mengalami dua periode:
a. Periode Patristik
Patristik berasal dari bahasa Latin patres yang berarti bapa-bapa gereja, ialah ahli agama Kristen pada abad permulaan agama Kristen.
b. Skolastik. Berlangsung dari tahun 800 M – 1500 M.
3. Zaman Modern 
Zaman modern dimulai dari zaman renaissance yang berarti kelahiran kembali, yaitu usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik (Yunani-Romawi). Pembaruan terpenting yang kelihatan dalam filsafat renaissance itu ‘antroposentrisme’nya. Pusat perhatian itu tidak lagi kosmos seperti zaman kuno, atau Tuhan seperti abad pertengahan, melainkan manusia. Mulai zaman modern inilah manusia dianggap sebagai titik focus dari kenyataan. 
4. Masa Kini 
Masa kini dimulai dari abad ke-19 dan 20. Dengan timbulnya berbagai aliran yang berpengaruh seperti positivism, marxisme, eksistensialisme, pragmatism, neo-kantianisme, neo-thomisme, dan fenomenologi. Aliran-aliran ini sangat terikat oleh keadaan negara maupun lingkungan bahasa sehingga dalam perkembangan terakhir lahirlah filsafat analitis yang lahir sejak tahun 1950.

2. Sejarah Filsafat Timur 

Filsafat India
Menurut Rabindranath Tagore (1861-1941), filsafat India berpangkal pada keyakinan bahwa ada kesatuan fundamental antara manusia dan alam, harmoni antara individu dan kosmos. Harmoni ini harus disadari supaya dunia tidak dialami sebagai tempat keterasingan ataupun sebagai penjara.
Filsafat India bercorak religious dan etis. Sejarah filsafat India dibagi menjadi empat periode, yaitu periode Weda (1500-600 SM), periode Wiracarita (600 SM – 200 SM), periode Sutra-sutra (200 SM – sekarang), periode Skolastik (200 SM – sekarang).
Periode Weda
  1. Weda Samhita adalah suatu pengumpulan mantra-mantra, yang berbentuk syair yang dipergunakan untuk mengundang dewa, yang untuknya akan dipersembahkan korban, agar ia berkenan menghadiri upaya korban itu, juga untuk menyambut dewa yang diundang tadi, setelah dianggapnya sebagai telah hadir, dan untuk mengubah korban yang dipersembahkan hingga menjadi makanan dewa yang sebenarnya.
  2. Kitab Brahmana yaitu bagian kedua kitab Weda, berbentuk prosa yang pewahyuannya terjadi setelah zaman mantra-mantra diwahyukan.
  3. Kitab Upanisad berbentuk prosa dan diwahyukan setelah zaman Brahmana.
Jadi, yang menonjol untuk filsafat India adalah dalam Upanisad, yakni ajaran tentang hubungan antara Atman dan Brahman. Atman adalah segi subyektif dari kenyataan ‘diri’ manusia. Brahman adalah segi obyektif makrokosmos alam semesta.
Periode Wiracarita
Periode ini sering disebut periode epic atau periode hikayat cerita-cerita kepahlawanan. Periode ini meliputi berkembangnya upanisad-upanisad yang tertua dan system filsafat (Darstyana).
Periode Sutra-sutra
Pada periode ini bahan yang berupa konsep-konsep pemikiran menjadi banyak sehingga sukar sekali untuk disederhanakan serta perlu untuk membuat semacam rangkuman, skema kefilsafatan yang pendek dan ringkas. Ikhtisar ini dibuat dalam bentuk suta-sutra.
Periode Skolastik
Pada periode ini, guru-guru filsafat dijumpai berselisih paham karena masing-masing mempunyai teori-teori sendiri yang cukup mantap, dengan mengajukan alasan-alasan yang tersusun rapi (Surajiyo, 2014).

3. OBJEK FILSAFAT

Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan (Surajiyo, 2014). Ada dua obyek filsafat yaitu objek material dan objek formal.
Objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Objek formal yaitu sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pmembentukan pengetahuan itu (Surajiyo, 2014).
Jadi, yang membedakan filsafat dengan ilmu-ilmu lain terletak dalam objek material dan objek formalnya. Jika dalam ilmu-ilmu lain, objek materialnya mambatasi dari apapun pada objek formalnya membahas objek materialnya itu sampai ke hakikatnya untuk esensi dari yang dihadapinya.

4. CIRI-CIRI FILSAFAT 

1) Berpikir radikal 
Berpikir radikal berarti berpikir secara mendalam untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radikal hendak memperjelas realitas lewat penemuan serta pemahaman akan akar realitas itu sendiri.
2. Mencari asas 
Mencari asas pertama berarti berupaya menemukan sesuatu yang menjadi esensi realitas. Dengan menemukan esensi suatu realitas, realitas itu dapat diketahui dengan pasti dan jelas. 
3. Memburu kebenaran 
Kebenaran filsafati tidak pernah bersifat mutlak dan final, melainkan terus bergerak dari suatu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti. Kebenaran yang baru ditemukan itu juga terbuka untuk dipersoalkan kembali, demi menemukan kebenaran yang lebih meyakinkan. 
4. Mencari kejelasan 
Mengejar kejelasan berarti berjuang untuk mengeliminasi segala sesuatu yang tidak jelas, yang kabur, dan yang gelap, bahkan juga serba rahasia dan berupa teka-teki. Berfilsafat sesungguhnya merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan kejelasan pengertian dan kejelasan seluruh realitas.
5. Berpikir rasional 
Berpikir rasional adalah berpikir logis, sistematis, dan kritis. Berpikir logis berarti upaya menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari premis-premis yang digunakan. Pemikiran sistematis adalah rangkaian pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara logis. Berpikir kritis berarti upaya untuk terus menerus mengevaluasi argumen-argumen yang mengklain diri benar. (Jan Hendrik Rapar, 1995). 

5. ASAL FILSAFAT

Ada beberapa hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu sebagai berikut:
1. Ketakjuban. 
Ketakjuban hanya mungkin dirasakan dan dialami oleh makhluk yang berperasaan dan berakal budi. Manusia adalah makhluk yang takjub. Objek ketakjuban adalah segala sesuatu yang ada dan yang dapat diamati.
2. Ketidakpuasan 
Sebelum filsafat lahir, berbagai mitos dan mite (dongeng dan takhayul) menjelaskan tentang asal mula dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta serta sifat-sifat peristiwa itu. Manusia tidak puas dengan penjelasan itu. manusia terus menerus mencari penjelasan dan keterangan yang lebih pasti itu lambat-lambat mulai berpikir secara rasional. Akibatnya, akal budi semakin berperan. Mitos dan mite tersisih, filsafat lahir.
3. Hasrat bertanya
Ketakjuban manusia telah melahirkan pertanyaan, dan ketidakpuasan manusia membuat pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung habis. Pertanyaanlah yang membuat manusia melakukan pengamatan, penelitian dan penyelidikan.
4. Keraguan 
Pertanyaan yang diajukan untuk memperoleh kejelasan dan keterangan yang pasti pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan tentang adanya keraguan di pihak manusia yang bertanya.
5. Kesadaran akan keterbatasan 
Manusia merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami penderitaan atau kegagalan. Dengan kesadaran akan keterbatasan dirinya ini, manusia mulai berfilsafat. Ia mulai memikirkan bahwa di luar manusia yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak terbatas. 

6. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT

  1. Menjawab pertanyaan mendasar tentang kehidupan.
  2. Memeberi alternative penanganan masalah terdalam manusia serta hakikat kebaikan dan kebenaran.
  3. Merefleksikan pikiran filsuf terdahulu dan mengambil maknanya untuk kehidupan sekarang.
  4. Mampu berpikir kritis-rasional dan otonom-mandiri.

7. KEGUNAAN FILSAFAT 

Kegunaan filasafat adalah sebagai pedoman untuk berpikir, bersikap, dan bertindak secara sadar dalam menghadapi berbagai gejala–peristiwa yang timbul dalam alam dan masyarakat. Untuk berfilsafat, orang harus mengetahui dan memahami ajarannya secara ilmu – mempelajari aliran-aliran filsafat. Berfilsafat berarti bersikap dan bertindak kritis, mencari sebab, mencari isi, mencari hakikat dari gejala–peristiwa alam dan masyarakat, bukan bersikap dan bertindak secara tradisi, kebiasaan, adat-istiadat dan naluri. (Darsono)
Filsafat berguna sebagai penghubung antardisiplin ilmu. Selain itu, filsafat juga sanggup memeriksa, mengevaluasi, mengoreksi, dan lebih menyempurnakan prinsip-prinsip dan asas-asas yang melandasi berbagai ilmu pengetahuan. Dalam kehidupan praktis, filsafat menggiring manusia ke pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas. Kemudian menuntun manusia ke tindakan dan perbuatan yang konkret berdasarkan pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas. (Jan Hendrik Rapar, 1995).
Menurut Frans Magnis Suseno, Filsafat berguna untuk membantu mengambil sikap sekaligus terbuka dan kritis menghadapi tantangan modernisasi dengan perubahan pandangan hidup, nilai, dan norma (Surajiyo, 2014).

8. PERANAN FILSAFAT

a. Pendobrak.
Mendobrak tembok-tembok tradisi (dongeng dan takhayul) yang begitu sakral dan selama itu tak boleh diganggu-gugat.
b. Pembebas
Membebaskan manusia dari “penjara” yang hendak mempersempit ruang gerak akal budi manusia.
c. Pembimbing
  • Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir mistis dan mitis dengan membimbing manusia untuk berpikir secara rasional. 
  • Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membimbing manusia untuk berpikir luas dan lebih mendalam (radikal). 
  • Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir tidak teratur dan tidak jernih dengan membimbing manusia berpikir sistematis dan logis. 
  • Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tak utuh dan fragmentaris dengan membimbing manusia untuk berpikir secara integral dan koheren.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Filsafat adalah upaya manusia untuk menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal sampai pada hakekatnya. Jadi, dalam filsafat objeknya tidak membatasi diri. Filsafat membahas objeknya sampai kedalamannya, sampai keradikalan dan totalitas. Secara umum, asal filsafat ada tiga hal yakni, keheranan, kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan. Karatkteristik pemikiran filsafat adalah berpikir radikal, mencari asas, memburu kebenaran, mencari kejelasan, dan berpikir rasional.
Pemikiran filsafat banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Di Yunani dengan mitosnya, di India dengan kitabnya, Weda. Di Barat, mitos dapat lenyap sama sekali dan rasio yang menonjol, sedangkan di India, filsafat tidak bisa lepas dengan induknya yaitu agama Hindu.
DAFTAR PUSTAKA
Gahral, Donni Adian. 2011. Pengantar Filsafat Ilmu Pengetahuan. Depok: Koekoesan
Hendrik, Jan Rapar. 1995. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius
Latif, Mukhtar. 2014. Orientasi ke arah Pemahaman Filsafat Ilmu. Jakarta: Kencana
Surajiyo.2008. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Surajiyo. 2014. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Bumi Aksara